Motivasi kerja ada kaitannya dengan kebutuhan pekerja/pegawai itu sendiri. Apabila seseorang mempunyai motivasi kerja yang tinggi, maka pekerja/pegawai tersebut akan berusaha sekuat tenaga/pikiran dengan harapan agar kebutuhan-kebutuhannya dapat terpenuhi. Disisi lain individu berperilaku berdasarkan motifnya, sedang motif itu sendiri bersumber pada berbagai macam kebutuhan yang menuntut untuk dipenuhi.
Setiap pekerja/pegawai mempunyai kebutuhan yang ingin dipenuhi atau dipuaskan. Kebutuhan/kepuasan yang belum terpenuhi akan menyebabkan ketegangan, hal ini akan mendorong dalam diri seseorang /pegawai.. Selanjutnya dorongan akan menumbuhkan perilaku atau upaya untuk mememnuhi atau memuaskan kebutuhan.. Akibatnya ketegangan akan berkurang/menurun. Oleh karena kebutuhan manusia tidak akan ada hentinya, maka kebutuhan yang sudah terpenuhi/terpuaskan akan menimbulkan kebutuhan yang baru lagi hingga seterusnya. Proses motivasi akan berjalan secara terus menerus. Kesimpulannnya motivasi dapat dikatakan sebagai suatu daya pendorong yang menyebaknan seseorang berbuat sesuatu.
Mengenai pengertian motivasi itu sendiri pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberi kekuatan ( energy ) yang mengarah pada pencapaian kebutuhan memberi kepuasanan ataupun mengurangi ketidakseimbangan (Manullang, 1982 : 146 – 147)
Dari pengertian tersebut diatas. dapat dikatakan bahwa tidak akan ada motivasi, jika tidak ada dirasakan adanya kebutuhan dan kepuasan serta ketidakseimbangan tersebut. Rangsangan-rangsangan tersebut akan menimbulkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh dapat menjadikan motor penggerak untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau pencapaian keseimbangan.
Sedangkan menurut Kartini Kartono menyatakan bahwa motivasi kerja adalah suatu motivasi untuk mendapatkan nilai ekonomi tertentu dalam ujud gaji, honorarium, premi atau dalam wujud immaterial seperti penghargaan, respon, status sosial, prestasi dan harga diri (Kartini Kartono, 186:13).
Hampir tidak berbeda dengan pendapat tersebut di atas, Alex. S Nitisemito mengatakan beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu :
- Gaji yang cukup.
- Adanya kebutuhan rohani.
- Sekali-kali diciptakan suasana santai.
- Hanya perlu mendapat perhatian.
- Penempatan karyawan pada posisi yang tepat.
- Adanya kesempatan untuk maju.
- Adanya rasa aman.
- Adanya loyalitas.
- Sekali-kali karyawan perlu diajak berunding.
- Pemberian insentif yang terarah.
- Fasilitas yang menyenangkan.
Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat menumbuhkan motivasi kerja seseorang dapat bersifat intrinsik yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu maupun faktor ektrinsik yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang bersangkutan.
Oleh Atkinson dikemukakan adanya tiga faktor motivasi yaitu sebagai berikut :
Kekuatan motivasi untuk melakukan kegiatan adalah fungsi dari :
- Kekuatan daya dorong adalah tempat atau keadaan daya dorong itu sendiri, menggambarkan atau mewakili keadaan yang mendesak untuk memenuhi kepentingan.
- Harapan adalah kemungkinan bahwa tindakan akan mencapai tujuan
- Nilai insentif adalah harapan untuk pencapaian tujuan. (John W. Atkinson dalam William G.S. 1967, 83)
Untuk selanjutnya dalam penelitian ini motivasi kerja diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut:
- Motif atau kebutuhan
- Harapan atau expectancy
- Insentif
Demikian dan Semoga Bermanfaat
No comments:
Post a Comment