Thursday, March 14, 2013

Kitab Injil penuh dengan kisah mu’jizat yang dilakukan oleh Yesus Kristus, dan di  dalam Injil tersebut, tidak di lainnya, disangka terletak dalil Keilahiannya. Bahkan  sebenarnya inti ajaran agama Kristen itu adalah mu’jizat; jika Yesus tidak bangkit dari  antara yang mati, maka kepercayaan dan ajaran Kristen niscaya akan sia-sia belaka. Kewajiban agama, ajaran yang normal dan kebangkitan rohani tidak terdapat kecuali mu’jizat dan mu’jizat saja yang terdapat pada Injil tersebut. Orang mati dibangkitkan dari kubur, banyak orang sakit disembuhkan, air dirobah jadi anggur, roh jahat dilenyapkan, dan banyak sekali perbuatan yang aneh-aneh dilakukan. Demi berdalih, maka catatan di berbagai Injil tersebut secara harfiah dikira benar; tapi apa pengaruh dari semua itu terhadap kehidupan orang-orang yang pernah menyaksikan segala mu’jizat aneh tersebut? Mu’jizat dalam kehidupan seorang Nabi harus bisa meyakinkan orang terhadap hakikat risalahnya dan harus meyakinkan pula pikiran orang biasa bahwa dengan memiliki kekuatan yang luar biasa itu dia harus diikuti risalah rohani. Dia harus membawa perubahan akhlak dan rohani yang menjadi tujuan utamanya, dan mu’jizat itu hanya diperlukan demi menunjang tujuan tersebut. Yang pertama-tama harus diperhatikan adalah mu’jizat itu harus memiliki makna tujuan akhir, sedangkan mu’jizat seperti itu cuma berakhir pada dirinya sendiri saja. Jadi  mu’jizat itu harus dibuktikan dengan pengaruh yang dihasilkannya.

Pertanyaan paling penting bagi kita karenanya: dengan mengira Yesus melakukan segala mu’jizat atau keajaiban-keajaiban yang menakjubkan seperti tercantum di dalam Injil, apa hasilnya? Seberapa besar keberhasilan yang ia capai dalam mentransformasi manusia? Salah satu Injil mengatakan kepada kita bahwa Yesus telah diikuti oleh sejumlah besar orang sakit yang semuanya disembuhkan, lainnya lagi mengatakan banyak sekali yang disembuhkan. Sekarang, jika yang dinyatakan itu benar, maka tak seorang pun di negeri itu akan tersisa untuk beriman kepada Yesus. Sungguh tak masuk akal bahwa mereka yang menyaksikan perbuatan luar biasa yang dilakukan Yesus Kristus itu malah dia sendiri ditolak dan dituduh sebagai seorang pendusta. Mereka melihat bahwa orang-orang yang sakit disembuhkan dan yang mati dihidupkan kembali tapi mengapa mereka masih saja tidak beriman kepadanya bila tak ada satu keajaiban pun yang ditempa? Dan betapa anehnya meskipun sejumlah besar manusia disembuhkan, tapi mengapa tak seorang pun percaya kepada Yesus, meskipun Injil memberitahukan kepada kita bahwa kepercayaan itu adalah kondisi paling prima untuk kesembuhan; karena jika sejumlah besar manusia itu percaya kepada Yesus, niscaya dia akan diikuti oleh lebih banyak lagi ketika saat penyalibannya dari sekedar kenyataan yang telah terjadi, maka saat itu pun niscaya cukup besar untuk  merobohkan kekuasaan pada waktu itu.

No comments:

Post a Comment