Kitab Injil penuh dengan kisah mu’jizat yang dilakukan
oleh Yesus Kristus, dan di dalam Injil tersebut, tidak di lainnya, disangka
terletak dalil Keilahiannya. Bahkan sebenarnya inti ajaran agama Kristen itu
adalah mu’jizat; jika Yesus tidak bangkit dari antara yang mati, maka
kepercayaan dan ajaran Kristen niscaya akan sia-sia belaka. Kewajiban agama,
ajaran yang normal dan kebangkitan rohani tidak terdapat kecuali mu’jizat dan
mu’jizat saja yang terdapat pada Injil tersebut. Orang mati dibangkitkan dari
kubur, banyak orang sakit disembuhkan, air dirobah jadi anggur, roh jahat
dilenyapkan, dan banyak sekali perbuatan yang aneh-aneh dilakukan. Demi
berdalih, maka catatan di berbagai Injil tersebut secara harfiah dikira benar;
tapi apa pengaruh dari semua itu terhadap kehidupan orang-orang yang pernah
menyaksikan segala mu’jizat aneh tersebut? Mu’jizat dalam kehidupan seorang Nabi
harus bisa meyakinkan orang terhadap hakikat risalahnya dan harus meyakinkan
pula pikiran orang biasa bahwa dengan memiliki kekuatan yang luar biasa itu dia
harus diikuti risalah rohani. Dia harus membawa perubahan akhlak dan rohani yang
menjadi tujuan utamanya, dan mu’jizat itu hanya diperlukan demi menunjang tujuan
tersebut. Yang pertama-tama harus diperhatikan adalah mu’jizat itu harus
memiliki makna tujuan akhir, sedangkan mu’jizat seperti itu cuma berakhir pada
dirinya sendiri saja. Jadi mu’jizat itu harus dibuktikan dengan pengaruh yang
dihasilkannya.
Pertanyaan paling penting bagi kita karenanya: dengan
mengira Yesus melakukan segala mu’jizat atau keajaiban-keajaiban yang
menakjubkan seperti tercantum di dalam Injil, apa hasilnya? Seberapa besar
keberhasilan yang ia capai dalam mentransformasi manusia? Salah satu Injil
mengatakan kepada kita bahwa Yesus telah diikuti oleh sejumlah besar orang sakit
yang semuanya disembuhkan, lainnya lagi mengatakan banyak sekali yang
disembuhkan. Sekarang, jika yang dinyatakan itu benar, maka tak seorang pun di
negeri itu akan tersisa untuk beriman kepada Yesus. Sungguh tak masuk akal bahwa
mereka yang menyaksikan perbuatan luar biasa yang dilakukan Yesus Kristus itu
malah dia sendiri ditolak dan dituduh sebagai seorang pendusta. Mereka melihat
bahwa orang-orang yang sakit disembuhkan dan yang mati dihidupkan kembali tapi
mengapa mereka masih saja tidak beriman kepadanya bila tak ada satu keajaiban
pun yang ditempa? Dan betapa anehnya meskipun sejumlah besar manusia
disembuhkan, tapi mengapa tak seorang pun percaya kepada Yesus, meskipun Injil
memberitahukan kepada kita bahwa kepercayaan itu adalah kondisi paling prima
untuk kesembuhan; karena jika sejumlah besar manusia itu percaya kepada Yesus,
niscaya dia akan diikuti oleh lebih banyak lagi ketika saat penyalibannya dari
sekedar kenyataan yang telah terjadi, maka saat itu pun niscaya cukup besar
untuk merobohkan kekuasaan pada waktu itu.
No comments:
Post a Comment